Belanda baik pria
maupun wanitanya, dalam bahasa Belanda pun RA Kartini dapat diandalkan.
ejarah Kartini semoga
tak terulang - Selang beberapa tahun kemudian setelah selesai pendidikan di
EUROPASE LEGERE SCHOOL, RA Kartini memiliki keinginan untuk melanjutkan ke
sekolah yang lebih tinggi, namun timbul keraguan di hati RA Kartini karena
terbentur pada aturan adat apalagi bagi kaum ningrat bahwa wanita seperti dia
harus menjalani pingitan, Kasihan...
Dalam Sejarah Kartini dituliskan - Memang sudah saatnya RA
Kartini memasuki masa pingitan karena usianya telah mencapai
Besarnya cita-cita RA. Kartini seperti dalam penggalan lagu
karangan WR. Supratman itu, menjadikannya sebagai salah satu pahlawan nasional.
Kartini bercita-cita, perempuan Indonesia bisa sejajar dengan kaum lelaki.
Kartini memiliki cita cita besar yang terbersit dalam buku
sejarah Kartini yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Dialah wanita Indonesia
yang memiliki citra sebagai seorang wanita yang ingin membela hak hak wanita
agar tidak tertindas terutama adalah hak pendidikan dan hak untuk berkarir,
hingga disebutlah emansipasi wanita. Sehingga setiap tahun peringatan Kartini
akan dijadikan semangat bagi kaum wanita untuk menumbuhkan kembali semangat ke
Kartinian, dari tingkat playgroup diselenggarakan acara memperingati semangat
Kartini sampai dengan mereka yang telah bekerja dan berkarir.
Meski kartini telah tiada namun semangatnya untuk
memperjuangkan kaum wanita terus berkobar, sebagai contoh kartini Indonesia
yang sukses adalah Megawati yang menjadi Presiden RI, Wali kota Surabaya saat
ini Ibu Risma, dan masih banyak lagi kisah sukses Kartini Modern lainnya.
Saat mulai menginjak bangku sekolah EUROPESE LAGERE SCHOOL
terasa bagi RA Kartini sesuatu yang menggembirakan. Karena sifat yang ia miliki
dan kepandaiannya yang menonjol RA Kartini cepat disenangi teman-temannya..
Kecerdasan otaknya dengan mudah dapat menyaingi anak-anak
12 tahun lebih,
ini semua demi keprihatinan dan kepatuhan kepada tradisi ia harus berpisah pada
dunia luar dan terkurung oleh tembok Kabupaten. Dengan semangat dan
keinginannya yang tak kenal putus asa RA Kartini berupaya menambah
pengetahuannya tanpa sekolah karena menyadari dengan merenung dan menangis
tidaklah akan ada hasilnya, maka satu-satunya jalan untuk menghabiskan waktu
adalah dengan tekun membaca apa saja yang di dapat dari kakak dan juga dari
ayahnya.
Beliau pernah juga mengajukan lamaran untuk sekolah dengan
beasiswa ke negeri Belanda dan ternyata dikabulkan oleh Pemerintah Hindia
Belanda, hanya saja dengan berbagai pertimbangan maka besiswa tersebut
diserahkan kepada putera lainnya yang namanya kemudian cukup terkenal yaitu H.
Agus Salim.
Tepat tanggal 12 November 1903 RA Kartini melangsungkan
pernikannya dengan Bupati Rembang Adipati Djojodiningrat dengan cara sederhana.
Pada saat kandungan RA Kartini berusia 7 bulan, dalam dirinya
dirasakan kerinduan yang amat sangat pada ibunya dan Kota Jepara yang sangat
berarti dalam kehidupannya. Suaminya telah berusaha menghiburnya dengan musik
gamelan dan tembang-tembang yang menjadi kesayangannya, namun semua itu membuat
dirinya lesu.
Pada tanggal 13 September 1904 RA Kartini melahirkan seorang
bayi laki-laki yang diberi nama Singgih/RM. Soesalit. Tetapi keadaan kesehatan
RA Kartini semakin memburuk meskipun sudah melakukan perawatan khusus dan
berobat, namun akhirnya pada tanggal 17 September 1904 RA Kartini menghembuskan
nafasnya yang terakhir pada usia 25 tahun.
Sekarang
RA Kartini telah tiada dan tinggal Sejarahnya, cita-cita dan perjuangannya
telah dapat kita nikmati, kemajuan yang telah dicapai kaum wanita Indonesia
sekarang ini adalah berkat goresan penanya semasa hidup yang kita kenal dengan
buku HABIS GELAP TERBITLAH TERANG.